Selasa, 03 Mei 2011

Asal usul sarang semut

Penyebaran tumbuhan sarang semut banyak ditemukan, mulai dari semenanjung Malaysia hingga Filipina, Kamboja, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, Papua Nugini, Cape York hingga Kepulauan Solomon. Tumbuhan ini lebih banyak ditemukan di hutan dan daerah pertanian terbuka dengan ketinggian sekitar 600 m dpl. Kalimantan Selatan merupakan salah satu Provinsi yang menjadi penyebaran tumbuhan sarang semut. Tumbuhan ini banyak terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Balangan yaitu daerah hutan Loksado dan Lampihong. Selama ini masyarakat hanya menjual tumbuhan ini secara mentah, padahal kalau diproses lebih lanjut akan menghasilkan produk yang mempunyai nilai jual lebih tinggi dan lebih mudah dikonsumsi. 
Tanaman sarang semut adalah anggota dari keluarga rubiaceae dengan lima genus, namun hanya dua yang berasosiasi dengan semut yaitu Myrmecodia (45 spesies) dan Hypnophytum (26 spesies). Diantara semua spesies itu, hanya Hypnophytum formicarum, Myrmecodia pendens dan Myrmecodia tuberosa yang bersifat sebagai obat (Soeksmanto dkk., 2010). Tanaman sarang semut hidup sebagai epifit pada tanaman kayuputih (Melaleuca), cemara gunung (Casuarina), tanaman kaha (Castanopsis), dan Nothopagus. Disebut sarang semut karena bagian dari tubuhnya digunakan sebagai sarang oleh semut dari genus Iridomyrmex. Kebanyakan sarang semut biasanya dikoloni oleh satu jenis semut. Berdasarkan identifikasi, koloni ini adalah semut Ochetellus sp (Soeksmanto dkk., 2010). Tanaman sarang semut banyak ditemui di daerah-daerah dataran tinggi seperti di Loksado. Berdasarkan spesies Myrmecodia, yang pertama dikenal sebagai tanaman obat adalah Myrmecodia pendens. Hubungan antara semut dan sarang semut bersifat simbiosis mutualisme, artinya saling menguntungkan. Myrmecodia menyediakan lorong-lorong labirin dalam umbinya untuk sarang semut dan senyawa aktif yang menjadi sumber makanan semut. Sedangkan tanaman ini membutuhkan koloni semut untuk perkembangannya. Tidak seperti tanaman lain yang mencari makan dengan akarnya, sarang semut memfungsikan akarnya untuk berpegangan pada tanaman lain. 
Sejak tahun 2001, tumbuhan sarang semut sudah mulai diproduksi dalam bentuk serbuk sebagai obat tradisional. Secara mengejutkan ekstrak rebusan air (deoktum) dari tumbuhan sarang semut tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit berat antara lain seperti kanker payudara, otak, hidung, lever, paru-paru, usus, rahim, kulit, prostat, dan kanker darah (leukimia), jantung koroner dan berbagai gangguan jantung, Stroke berat dan ringan, membantu mengobati penyakit lupus, menghilangkan benjolan-benjolan pada payudara, gangguan ginjal dan prostat, TBC & masalah paru-paru, ambien (wasir) baru maupun lama, migrain, reumatik, melancarkan peredaran darah, pegal linu, dan nyeri otot, meningkatkan vitalitas, memperbaiki serta meningkatkan stamina tubuh
Kestabilan suhu di dalamnya membuat koloni semut betah berlama-lama bersarang di dalam tanaman ini. Dalam jangka waktu yang lama terjadilah reaksi kimiawi secara alami antara senyawa yang dikeluarkan semut dengan zat yang terkandung di dalam sarang semut, perpaduan inilah yang diduga membuat sarang semut ampuh mengatasi berbagai penyakit. Karena setiap hari semakin banyak saja hasil positif yang dilaporkan oleh pengguna sarang semut dalam mengobati berbagai penyakit diantaranya adalah kanker, tumor, TBC, maka secara empiris sarang semut tidak dapat disangkal lagi telah terbukti sebagai tanaman obat berkhasiat. Dengan kata lain, sarang semut telah dikonsumsi oleh banyak orang dan telah terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar